Rabu, 12 Oktober 2016

Stratifikasi sosial

Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang membentuk sistem sosial tertentu dan secara bersama-sama memiliki tujuan yang hendak dicapai dan hidup pada suatu wilayah tertentu serta memili pemerintahan uantuk mengatur tujuan kelompoknya atau individu dalam organisasinya. Kemudian terbentuklah struktur sosial yang menyebabkan terciptanya status sosial yang berbeda antar individu satu dengan yang lainya. Perbedaan status sosial dimasyarakat tentu akan diikuti pula perbedaan peran yang dimiliki sesuai dengan status sosial yang ada pada diri setiap individu, perbedaan inilah yang menimbulkan adanya pelapisan sosial atau yang sering dikenal dengan stratifikasi sosial. Adapun elemen dasar stratifikasi sosial yaitu: yang pertama, Status sosial adalah kedudukan atau posisi dalam kelompok masyarakat. Status yang diperoleh seseorang terbagi menjadi tiga yaitu: ascribed status, achieved status dan assigned status. Yang kedua, Peran sosial adalah seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu. Peran merupakan komponen penting dalam stratifikasi sosial karena peran memberikan sumbangan pada stabilitas masyarakat dengan cara memampukan tindakan-tindakan mereka sendiri. Yang ketiga, Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai, dan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling menghormati. Dan tang terakhir, Lembaga merupakan pola terorganisasi dari kepercayaan dan perilaku yang dipusatkan pada kebutuhan sosial yang mendasar
Stratifikasi sosial dapat dilihat secara vertikal maksudnya pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah dan lambat laun hal ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial dalam masyarakat dan dapat menimbulkan ketidakharmonisan antar warga, untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial ini hendaknya orang dengan status sosial yang lebih tinggi dapat “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi” dan saling merangkul satu sama lain dengan warga yang memiliki status sosial yang rendah agar terjadi keharmonisan di dalam masyarakat. Inti dari stratifikasi sosial adalah adanya ketidakeseimbangan pembagian hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu satu dengan individu yang lain dalam suatu sistem sosial. Stratifikasi sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama didalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai. Adapaun ukuran yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam suatu lapiasan sosial adalah ukuran kekayaan (capital), kekuasaan (power), kehormatan, dan ilmu pengetahuan (pendidikan). Dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat tertutup dan bersifat terbuka. Pada stratifikasi yang bersifat tertutup (closed sosial stratification) terdapat pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang satu lapisan ke lapisan yang lain. Di dalam sistem ini satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota pada lapisan kelas tertentu hanyalah melalui kelahiran. Sedangkan pada stratifikasi sosial yang bersifat terbuka (opened sosial stratification), setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk mencapai kelas sosial yang lebih tinggi. Pada umumnya jenis pelapisan sosial yang memberikan rangsangan untuk maju dan berkembang kepada setiap anggota masyarakatnya. Adapun fungsi dari stratifikasi sosial yaitu: yang pertama, Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama. Hal ini dilaksanakan dengan mendistribusikan prestise maupun privelese (hak yang dimiliki seseorang karena kedudukanya dalam sebuah masyarakat). Setiap masyarakat ditandai dengan pangkat atau simbol-simbol yang nyata yang menunjukkan rangking, peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam kehidupan. Semua diorganisir untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat terhadap orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang sebagai inisiatif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Yang kedua, Stratifikasi sosial menyesun, mengatur, serta mengawasi saling hubungan di antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap hubungan diantara masyarakat. Yang ketiga, Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan dan mengharmoniskan unit-unit yang ada didalam struktur sosial.
Nah sekarang saya akan menceritakan pelapisan sosial di desa saya yang pertama adalah golongan priyai yang dimaksud priyai adalah guru, PNS, lurah beserta pamong-pamongnya,kyai atau pemuka agama dan juragan sawah. Di desa saya guru atau PNS berada dilapisan atas karena berdasarkan ukuran pengetahuan, bahwa masyarakat menganggap guru dan PNS adalah orang yang pintar dan memiliki pengetajuan yang tinggi. Guru juga dianggap berjasa dalam mendidik seseorang sampai sukses sehingga orang di desa saya selau menghormati dan menjadikan tokoh panutan dalam pendidikan. Kalau di desa saya lurah juga berada dilapisan atas karena lurah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam hal memimpin desa.
Dan lapisan kedua adalah orang yang mengarap lahan milik orang lain dan pedagang kecil. Kalau didesa saya pengarap lahan mendapatkan hasil panen yang dibagi rata menjadi dua yaitu untuk penggarap dan pemilik lahan .
Dan yang terakhir adalah lapisan bawah yaitu buruh tani yang tidak memiliki tanah dan tidak menyewa tanah. Kebanyakan hidup dengan ekonomi yang pas-pasan atau menengah kebawah.


1 komentar:

  1. Untuk membuat gambaran pelapisan sosial seharusnya ukurannya ditentukan dulu, apakah pengetahuan, uang atau jabatan, jangan dicampur jadi satu. Guru dijadikan lapisan paling atas karena ukurannya pengetahuan, maka lapisan bawahnya juga harus pakai ukuran pengetahuan yang lebih sedikit, jangan berpindah pakai ukuran harta kekayaan sehingga menyebutkan petani penggarap lalu buruh tani.
    Seharusnya juga dijelaskan tentang hak dan kewajiban di masyaraat seagai dampak dari adanya pelapisan sosial.

    BalasHapus